Dihari minggu yang cerah, Vanda dan
keluarganya sedang beriap-siap akan berkunjung ke rumah neneknya di
Kedungkandang.
Ibu :”Vanda, tolong ambilkan tas ibu di
gantungan belakang pintu !” (Menunjuk
pintu yang diaksud)
Vanda : (Berjalan ke arah pintu)”Apakah yang ini,
bu ?” (Menunjukkan tas ke rah ibu)
Ibu :”Iya, ayo bawa kesini !”
Ayah
:”Ibu, Vanda ayo kita berangkat, adik
sudah menunggu kita di luar”
Vanda :”Ok ayah, ayo bu kita berangkat!”
Ibu :”Iya, apakah ada yang tertinggal?”
Vanda :”Sepertinya tidak ada bu.”
Ibu :”Baiklah kalau begitu, ayo berangkat
sekarang!” (Berjalan ke arah pintu
rumah.)
Sesampainya di rumah nenek, Vanda
dan kelurganya mengucapkan salam dan mengecup punggung tangan nenek.
Nenek :”Wah, cucu nenek yang canti ini sudah besar ya,
dimana adikmu?”
Adik :”Nenek…..” (Berteriak di depan pintu)
Ayah
:”Adik jangan berteriak di dalam rumah!”
Adik :”Eh iya, yah” (senyum malu)
Nenek :”Adik sini peluk nenek!” (Sambil merentangkan tangan)
Adik : (Berlari
ke arah nenek) “Aku rindu nenek”
Nenek :”Iya nenek juga rindu dengan kalian”
Ibu :”Adik, Vanda makan dulu sana, nenek
sudah menyiapkan makanan keukaan kalian”
Vanda
:”Ok bu. Ayo dik” (Berjalan ke arah dapur)
Adik :”Kakak tunggu aku!” (Berlari mengejar kakaknya)
Vanda dan adiknya makan dengan
lahap. Sesudah makan mereka pergi ke ruang keluarga untuk berbincang bincang.
Ibu :”Vanda, adik kalian tidak tidur siang?”
Vanda :”Enggak bu, masih belum ngantuk”
Adik :”Aku juga gak ngantu kok bu”
Ayah :”Ya sudah kalau begitu, ayah sama ibu mau
pergi ke rumahnya bibi dulu”
Adik :”Iya yah. Hati-hati di jalan”
Vanda :”Jangan lupa bawa oleh-oleh ya yah?”
Ayah ;”Iya nanti ayah bawakan oleh-oleh”
Ibu :”Kalian jangan nakal ya sama nenek. Ayah
sama ibu pergi dulu” (Berjalan ke arah
pintu)
Adik :”Siap bu”
Setelah ibu dan ayah pergi Vanda dan
adiknya mulai berbincang-bincang lagi.
Adik
:”Kak apakah kau punya novel horor?,
aku ingin sekali membaca novel horor”
Vanda : (Berpikir)”Kurasa
aku meninggalkannya di rumah, lagi pula kenapa kau suka sekali membaca novel
horor?”
Adik :”Ya supaya menguatkan iman aja kak, biar
kalau ketemu setan beneran gak takut gitu. Hehehe” (Garuk-garuk kepala)
Vanda :”Ngaco kamu dek, hantu itu gak ada dnhanya
mitos orang dewasa aja supaya anak-anak mereka takut”
Adik :”Emang kakak tau darimana kalo hantu itu gak
ada?”
Vanda :”Ya tau lah. Aku aja gak pernah liat hantu kok”
(Nada menyepelekan)
Adik :”Kakak, gak semua manusia itu bisa liat
hantu. Terkadang hanya anak-anak tertentu aja yang bisa liat hantu”
Vanda :”Aku baru percaya hantu kalau aku melihat
mereka”
Adik :”Kak, jangan asal bicara. Nanti kena
batunya loh”
Vanda :”Terserah kamu deh de, aku mau bantu nenek
menyapu dulu” (Berjalan ke halaman rumah)
Adik :”Yah, kakak dibilangin malah pergi” (Geleng-geleng kepala)
Sesampainya dihalaman rumah Vanda
langsung menghampiri nenek.
Vanda :”Nek, bolehkah aku membantu nenek menyapu?”
Nenek :”Ya silahkan, kamu ambil sapu di dekat rumah
kosong itu” (Menunjuk ke arah sapu)
Vanda :”Ah, iya nek” (Berlari mengambil sapu)
Pada saat Vanda menyapu halaman yang
berada di dekat rumah kosong, Vanda tak sengaja melihat ke arah jendela rumah
itu. Tiba-tiba Vanda menjadi merinding.
Vanda :”Kenapa aku merinding ya?, atau mungkin hanya
perasaanku saja?. Ah sudahlah lebih baik aku kembali menyapu”
Pada saat Vanda hendak berpaling
dari jendela rumah itu, tiba-tiba ia melihat sesosok wanita berdiri dibalik
jendela dengan rambut panjang dan gaun putih yang menjuntai ke bawah. Vanda lalu
bertanya pada nenektentang sosok wanita itu.
Vanda :”Nek, siapakah perempuan itu?” (Menunjuk jendela)
Nenek : (Menolehke arah jendela) ”Perempuan yang
mana ?, tidak ada siapa-siapa van”
Vanda :”Itu nek, dia memakai gaun putih dan berambut
panjang” (Menghadap nenek)
Nenek : (Menoleh
ke arah jendela lagi) ”Tidak ada siapa-siapa, sudahlah lebih baik kamu
kembali mnyapu.”
Vanda menoleh ke arah jendela lagi dan
ternyata perempuan itu sudah tak ada. Ia memberanikan diri mengintip rumah
kosong itu dari balik jendela. Vanda terkejut ketika melihat tak ada
siapa-siapa di dalam rumah itu. Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung berlari
menuju ke dalam rumah.
Adik
:”Kakak kenapa?” (Terkejut)
Vanda :”Ha,ha,ha” (Terbata-bata)
Adik
:”Kakak kenapa?, kok kayak habis
dikejar hantu?”
Vanda :”Hantuuuuuu” (Berteriak)
Adik :”Katanya kakak gak percaya hantu?”
Vanda :”Ya deh aku mengaku, aku baru bertemu hantu
beneran”
Adik :”Mangkanya kak, kalo ngomong jangan sembarangan,
tau sendiri kan akibatnya”
Vanda :”Iya-iya dek kakak tau kakak salah.”
Setelah kejadian itu, Vanda tau
bahwa makhluk gaib itu memang ada dan selau ada di setiap tempat. Ia tidak mau
pengalaman seperti itu terulang lagi.
Amanat ;
Alangkah lebih baik jika kita tidak
berbicara seenaknya sendiri tanpa memilah kata yang baik dan tidak baik untuk
diucapkan, karna setiap perkataan nanti akan kita pertanggung jawabkan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar